Mengenal Adat Rumah Gapura Candi Bentar: Simbolisme dan Relevansinya di Era Modern
Arsitektur tradisional Indonesia kaya akan nilai-nilai filosofis dan simbolisme yang mendalam. Salah satu elemen arsitektur yang paling menonjol dan sering ditemukan, khususnya di Bali dan Jawa, adalah gapura Candi Bentar. Gapura ini bukan sekadar pintu masuk, melainkan representasi kompleks dari kosmologi dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mengenal adat rumah gapura Candi Bentar adalah memahami akar budaya dan menghargai kearifan lokal yang terus relevan di era modern ini.
Secara visual, Candi Bentar adalah gerbang yang terbelah menjadi dua bagian identik yang berdiri simetris. Bentuk terbelah ini melambangkan dualitas yang fundamental dalam kosmologi Hindu-Buddha, seperti baik dan buruk, siang dan malam, laki-laki dan perempuan. Keseimbangan antara kedua elemen ini dipercaya sebagai kunci harmoni dalam kehidupan. Lebih dari sekadar representasi dualitas, Candi Bentar juga diasosiasikan dengan konsep Gunung Mahameru, gunung suci dalam mitologi Hindu, yang menjadi poros alam semesta. Bagian kiri dan kanan gapura mewakili dua puncak gunung yang dipisahkan oleh sungai atau jurang.
Adat rumah gapura Candi Bentar tidak hanya terbatas pada bentuk fisiknya. Proses pembuatannya pun sarat dengan ritual dan upacara adat. Pemilihan bahan bangunan, penentuan waktu pembangunan yang tepat berdasarkan perhitungan kalender tradisional (seperti perhitungan "dewasa ayu" di Bali), hingga pelaksanaan upacara penyucian (melaspas) dilakukan untuk memastikan bangunan tersebut membawa keberuntungan dan perlindungan bagi penghuninya. Setiap ornamen dan ukiran pada Candi Bentar pun memiliki makna simbolis tersendiri, sering kali menggambarkan flora dan fauna lokal, tokoh-tokoh mitologis, atau ajaran-ajaran filosofis.
Di era modern, di mana pengaruh globalisasi semakin kuat, adat rumah gapura Candi Bentar menghadapi tantangan untuk tetap relevan. Munculnya arsitektur modern yang minimalis dan fungsional sering kali mengesampingkan nilai-nilai estetika dan filosofis yang terkandung dalam arsitektur tradisional. Namun, justru di tengah arus modernisasi ini, kesadaran akan pentingnya melestarikan identitas budaya semakin meningkat. Banyak arsitek dan desainer mulai mengintegrasikan elemen-elemen Candi Bentar ke dalam desain bangunan modern, baik sebagai bagian dari gerbang masuk, fasad bangunan, maupun elemen dekoratif lainnya.
Integrasi ini tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan estetika tradisional, tetapi juga untuk menghadirkan kembali makna dan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, adat rumah gapura Candi Bentar tidak hanya menjadi warisan budaya yang dilestarikan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan arsitektur yang lebih bermakna dan relevan dengan konteks budaya lokal. Melalui pemahaman dan apresiasi terhadap adat rumah gapura Candi Bentar, kita dapat memperkuat identitas budaya dan melestarikan kearifan lokal untuk generasi mendatang. Pada akhirnya, mengenali adat rumah gapura Candi Bentar adalah mengenali jati diri bangsa yang kaya akan nilai-nilai filosofis dan budaya yang luhur.
Visit: BENTO88